papa hari ini
Posted 20 August 2018
on:rindu
yang kubuang jauh jauh sejak perjalanan panjang papa dimulai
aku takut terjebak dalam rindu
aku tidak akan sanggup menahan bulir air mataku terjatuh kedalam rindu
maka aku ciptakan papa baru di rumah
aku tanamkan sosok papa masih berkeliaran di rumah kita
semua yang aku rasa akan papa lakukan seandainya ada di rumah, kulakukan
semoga dengan suasana itu tidak ada satupun yang akan kehilangan
satu persatu musuh muncul, kutangkis dengan kuat
sesekali mereka menusukku tajam
ada yang harus kupendam sendiri tanpa membiarkan satupun tau luka kita
semua harus tetap terlihat baik baik saja
sampai lukaku pulih dan siap kembali bertarugn untuk mereka
tapi ternyata berdiri di posisimu bukanlah hal mudah
dua tingkat pendidikan yang kau titip di kepalaku melebihi ilmumu
tak membuat semua masalah yang datang dapat kuhadang mudah
aku berkali-kali terperosok dalam kegagalan
aku masih bangkit untuk bertarung lagi
hari ini
tak terpikirkan untuk esok atau lusa
entahlah di masa-masa yang akan datang
ketika hantaman itu datang saat aku lengah
aku hari ini masih bertahan
aku hari ini masih kuat
dan aku hari ini masih rindu
apa yang akan papa lakukan kalau berdiri di tapakku hari ini?
AKU MERASAKAN MASAMU PAPA
Posted 14 February 2018
on:dulu, mukaku tertunduk
sesekali aku melirik wajar merah padammu dari sudut mataku, khawatir rautnya menjadi makin padam dan mengeluarkan bentakan
sesekali aku salah tingkah karena tak mampu berada dalam posisi benar, layaknya pintamu, aku tertekan cecar pertanyaanmu meminta alasan atas sikapku
bocah nakal yang terpojok saat ketahuan
sore ini kupandangi dengan tatapan menguasai, dia cucumu
persis seperti yang kulakukan dulu, dia menunduk mengintip sesekali dan terlihat salah tingkah saat berhadapan dengan ayahnya yang marah.
dulu, aku kesal tak terbendung
aku tak habis pikir, apa sih susahnya bagimu untuk membiarkanku bersenang-senang dengan dunia anakku, bermain sepuasku, tanpa ada yang harus membatasi. kenapa di mulutmu hanya belajar belajar dan belajar yang terlontar. aku muak
tadi kulihat raut protes cucumu, aku tau dia memikirkan apa yang kupikirkan dulu pa, sewaktu aku memprotesmu dalam benakku, ya aku tak berani menentangmu. sama seperti dia yang tak mampu menentangku
aku hanya memintanya memberikan porsi lebih pada sekolah dibandingkan kesenangannya. persis seperti yang kau inginkan dulu
aku dalam tekanan, semua beban ada dipundakku, semua rencana menumpuk di kepalaku. seolah-olah hanya aku yang harus memikul semua. aku merasa nyaris putus asa menjadi pusat dari semua perlindungan. aku kadang hanya tertunduk dalam doa.
aku yakin, kaupun berada dalam posisi ini dulu saat memimpin kami
berhadapan dengan segala masalah, memasang badan kekarmu untuk menjadi tameng kami.
kau marah jika kami tak sesuai inginmu
kami takut, kami tunduk, kami kesal, kami protes, kami tak mampu memahami jalan pikiranmu dulu
kalau aku boleh memilih.
aku memilih duduk tertunduk di posisi cucumu
menghadapi kemarahanmu saat kau masih sangat kuat untuk kami semua
sembuhlah pa
abang rindu
Cuma kau yang tau
Posted 7 February 2017
on:Aku terjaga dalam kantukku Menempuh lelap yang kutepis
Tanpa mampu melepaskan khayalku pada merah putih, dan gemilang kibar bendera di pelupuk mataku
Mungkin akan kunanti hingga tidurku merangkai bunga bunga mimpi
Aku berpuasa dalam haus kerontangku
Menghanyutkan butir butir embun melintasi kelopak mataku
Tak setetespun kutenggak menangkal dahagaku
Kering aku meranggas dan layu
Ketika nada nada indah hanya berlalu
Dan aku tetap pada denting sumbang yang kuyakini
Ketika peluk hangat tersisa memoir
Tubuh dingin ini selalu membara
Aku ingin membuai Aku harap membelai
Kuyakin muncungku tak berirama Meski tanganku kasar
Aku masih merasa kau tau
RINDU TAK LAMA
Posted 23 June 2016
on:Kau tau arti rindu?
Ketika nyeri menahan masifnya sesak
Helaan tak masukkan apapun
Hembusan tak keluarkan satupun
Semua terjebak dalam rongga sempit
Gelap hitam menanti cahaya biru keemasan
Sendu kelebat sinar mata kebanggaan
Seolah membaur bagai untai embun
Jatuh membasuh ujung sepatu larsku
Memberikan titik titik dingin di pucuk panas senjataku
Embun pagi yang terus memompa ototku berlatih
Langkah terseok kakiku, berkali-kali terniat kuhentikan
Namun, aku mendengar burung-burung tak berkicau biasa
Celoteh tak bermakna kesayangan hadir mengisi
Menahan pasrahku, memaksa tapak ini terus melangkah
Kicau burung terilusi semangat pagiku
Dan aku yakin kupu kupu rumah gadang
Terus menangkupkan tapak tangannya
Memohon apapun demiku
Tak lama lagi
Empat puluh lima menit lagi
Posted 11 August 2015
on:nak, empat puluh lima menit lagi menjelang harimu
Ayah ingat semua detil yang akan ayah sampaikan dalam ucap lirih doa untukmu
Ayah akan terus membisikkan, menyebutkan, menyerukan, bahkan meneriakkan namamu dalam doa singkat yang ayah panjatkan pada Dia sang maha segalanya. Singkat, sesingkat malu ayah akan dosa-dosa dan segala sisi hitam ayah.
Aku tepis malu ini, demi mengucapkan permohonan kesehatan atasmu.
Sayang, empat puluh lima menit lagi menjelang usia setengah jari tanganmu.
Ayah masih berjuang dalam keringat, kepenatan, kegelisahan, kelelahan
Ayah masih berjuang dengan segenggam darah tersisa.
Ayah masih berada di dingin kelam malam, memasang pondasi kokoh masa depanmu.
Tak satupun ketakutan dalam perjuangan ini.
Kau tau, aku tau, kami tau, mereka tau…. Ini semua demi senyum jahilmu nak.
Putraku, empat puluh lima menit lagi menjelang hari yang kau nanti
Ayah masih belum menjadi gatot kacamu, belum menjadi tujuh manusia harimaumu
Ayah bukan pahlawan yang tanpa cela, dengan kesedihan bertubi-tubi yang kubebankan padamu
Yang kau hadapi dengan kejenakaan bocahmu, bengal naluri jantanmu, keras kepala pintarmu.
Sungguh ayah tidak sanggup menakar jiwa besar dalam sosok tubuh ringkih mungilmu nak
Abang raja…
Dalam setiap butir keringat ini, dalam setiap keberanian ini, dalam lirih doa ini
Tanpa kau sadari, tanpa kau mengerti, tanpa kau perhatikan
Ayah lakukan demi masa depanmu
Selamat bertambah usia nak.
Semoga kau kuat seperti mimpiku
#ayah, bunda dan adik kecil mu
Posted 16 July 2015
on:Tertegun mendengarkan suara takbir menggema di langit pekanbaru
Baru menyadari esok adalah Idul Fitri yang dinantikan
Sontak semua pandang terisi sosok wajah anak gadis kesayangan, istri tercinta, dan adik perempuan semata wayang
Baru mengerti, tak ada kemenangan yang kuimpikan selain berkumpul bersama kalian.
Keluarga besar Rancho, Bani Eddy, Lintau….
Seandainya jarak dan waktu dapat kulipat, sudah barang tentu jabat tangan penghantar maaf sudah kuhaturkan pada kalian semua.
Dengan segala kerendahan hati….
Mengucapkan Mohon maaf lahir dan bathin…
Selamat merayakan Idul Fitri
-abang leo dan abang raja- – with Dieci, Sandi, Sinta, Tina, Erina, Adrianto Putra, Tanya Rakhmawati Anggara, Tri Regi, Arianita Putri, Viphris, Queena, Arinda, Viphris, Revi, and medii
View on Path
Lusuhnya sang pertiwi
Posted 28 June 2015
on:
Negeri ini sangat indah, dengan berjuta keelokan alamnya, dengan beraneka ragam hayati. Surga khatulistiwa kalau sebutan mereka pada kami. Belum lagi kalau kusebut adat istiadat kami yang tidak akan kau temui di belahan dunia manapun. Sungguh, inilah yang membuat bangsa ini dijajah berabad abad dimasa lalu.
Aku berkesempatan menjelajahi sejengkal tanah surga ini, mungkin bukan alam tak terjamah seperti yang para petualang jajaki. Namun, tidak ada deru kendaraan bermotor, tak tercium asap pabrik, tak terdengar pekik pencitraan para raja menurutku adalah alam tak tersentuh biadabnya manusia.
Aku melarikan diri dari hingar bingar kehidupan modern dusunku.
Aku berteman perahu tua dengan dayung lapuk, mengarungi sudut sungaiku yang mungkin bukan terdalam lagi diseantero negeri ini.
Aku bertemankan joran bambu, dan kail berkarat.. Mencoba menemui ikan ikan sisa, yang tidak tersuapkan racun, dan tidak tersengat accu milik mereka sang tuan maruk.
Dipuncak perahu ini, kukibarkan secarik bendera lusuh, yang mulai lapuk dimakan rayap kapitalis. Warna merah nan berani yang telah memudar, sesuai dengan mulai pengecutnya laskar kami dalam memagari kampung ini. Warna putihnya yang melambangkan kesucian pun telah ternodai oleh kusamnya hati nurani.
Namun merah putih tua ini tetap berkibar, meskipun tau tak banyak darah yang akan tertumpah untuk membelanya.
#aku yang masih ingin melihat bendera ini berkibar gagah
Ku alihkan
Posted 19 June 2015
on:aku mengalihkan rinduku pada letih
Kualihkan pada butir butir keringat
Kupacu setiap sel ototku berkontraksi
Agar aku tak mampu mengingat sosok kalian
.
Aku mengalihkan rinduku pada waktu
Kualihkan pada jarum jam yang terus berputar tanpa henti
Kubiarkan seluruh ragaku hanyut oleh masa
Agar aku tak sempat menyerukan nama kalian pada langit
.
Aku alihkan rinduku pada jenuh
Kualihkan pada jutaan kemacetan jalur berfikirku
Kubiarkan semuanya berkecamuk dalam benakku
Agar tak ada ruang untuk membayangkan kalian dalam pelukku
.
Aku alihkan rinduku pada amarah
Kualihkan pada ledakan emosi tak terbendung
Kubiarkan segala sumpah serapah mengisi tiap ucapku
Agar tak tersentuh nada nama kalian oleh lidahku
.
Aku alihkan rinduku pada Illahi
Kualihkan pada sajadahNya
Kubiarkan semua menenangkan jiwaku dalam perih
Agar Dia hentikan segala sesak ini
.
Sungguh aku merindu
Setengah kalender kesayangan
Posted 15 June 2015
on:sungguh aku harus tersenyum bahagia, miris atau bersedih nak.
Aku merasa de ja vu akan keadaan hari ini. Aku merasakan kepedihan yang mendalam akan kebahagiaan
Hari ini genap setengah tahun kelahiranmu, mungkin bagi sebagian orang tak berarti, tapi tidak sama halnya dengan kami, ayah bundamu.
Ulang tahun setengah matang kalau kelakarku pada mereka.
Sungguh merupakan suatu anugerah mengingat saat kau dikirim ke hadapanku lewat rahim ibumu nak.
Namun, demi cita cita membesarkan kalian dengan layak, Harus kutinggalkan kau jauh diseberang sana
Aku hanya melihat tumbuhmu dari foto, dari setiap momen yang bisa diabadikan ibumu
Walaupun tak cukup, kupaksa bibir ini tersenyum, kupaksa batin menerima.
Dulu abangmu, dan sekarang kaupun harus tumbuh jauh dari pandangan ayah.
Semoga tiap untaian doa selalu menjagamu sehat, sholehah, dan selalu menghadirkan bahagia di rumah kecil ini. Dan semoga tetes air mata diujung doaku didengar oleh Sang Maha Pemberi.
Berkumpul bersama kalian.
#ayah